Seruyan – Di tengah keterbatasan, seorang ibu dengan tiga anak di Kelurahan Rantau Pulut, Kecamatan Seruyan Tengah, terus berjuang untuk bertahan hidup.
Sejak suaminya harus mendekam di balik jeruji besi akibat terlibat kasus pencurian tandan buah segar (TBS) sawit milik sebuah perusahaan perkebunan, beban keluarga kini sepenuhnya berada di pundaknya.
Bangunan kecil berukuran 1,5 x 2 meter di depan Pasar Rantau Pulut menjadi saksi perjuangan SD (35), sang ibu, yang kini mengais rezeki dengan berjualan kopi, air mineral, minuman dingin, dan makanan ringan untuk anak-anak.
Setiap pagi, ia ditemani anak bungsunya yang baru berusia empat tahun, menunggu pembeli yang datang membeli dagangan mereka, sedangkan anak pertama dan kedua masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Tidak mudah bagi kami sekeluarga menjalani hari-hari tanpa suami, yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga,” ungkap SD dengan suara lirih saat ditemui di warung kecilnya.
Usaha berjualan ini sudah dilakukannya selama tiga bulan terakhir sejak suaminya menjalani proses hukum. Namun, penghasilan dari warung kecil tersebut dirasa belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beruntung, bantuan sosial dari Kapolres Seruyan, AKBP Hans Itta Papahit, yang rutin diterimanya sejak tiga bulan terakhir, sangat membantu keberlangsungan hidup mereka. Bantuan tersebut berupa beras, gula, mie instan, telur dan kebutuhan pokok lainnya, serta uang tunai.
“Bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami. Ini sudah bantuan ketiga yang kami terima. Tidak ada kata lain selain ucapan terima kasih kami sampaikan,” tuturnya penuh rasa syukur.
Meski demikian, SD mengaku masih menyimpan harapan besar untuk masa depan keluarganya. Bersama ketiga anaknya, ia berharap suaminya segera menyelesaikan proses hukum dan bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik saat kembali nanti.
“Saya berharap proses hukum bisa segera selesai, dan sekembalinya nanti suami saya bisa berubah dan mencari pekerjaan yang lebih baik untuk masa depan anak-anak,” harapnya.